Cara Agar Iman Tetap Online di Hati

Umar bin Khaththab radiyallahu'anhu mengajak para sahabat untuk memperbaiki ke imanan dengan ungkapan "Hayy nu'minu saa'atan...hayya nu'minu saa'atan...Mari beriman sesaat, mari beriman sesaat..." Dalam riwayat lain dikatakan."Duduklah bersama kami...Untuk beriman sesaat!... dalam riwayat lain dikatakan bahwa yang mengajak adalah sahabat Sa'ad bin Mu'adz radiyallahu'anhu. Adapun Rasulullah mengajak kita untuk mengingat kematian guna meningkatkan iman.


"Iman itu naik turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan Laa ilaaha ilaallah" (H.r. Ibnu Hibban)
Deadline diri akan memberi arti lebih, sebab ini akan menyadarkan  hakikat iman, yang diyakini di hati, di ucapkan dengan lisan dan di buktikan dengan amal perbuatan. Tidak ada keraguan dalam melangkah, rela berkorban apa saja, jiwa maupun hartanya, serta yakin akan pertolongan Allah dan berbagai anugrah mulia yang bakal diterima.

Deadline diri akan mengendalikan hati yang punya karakter qalb, fluktuatif, gampang berbolak-balik, tidak tetap, tidak stabil, mengalami pasang surut, mudah ragu, sering gamang, suka bingung, dan gampang tergoda apa saja. Nah, deadline diri ini menjadi senjata ampuh untuk menyentuh hati, melembutkan nya, lalu meneguhkannya dalam ketaatan.

Deru kemaksiatan yang terus menggejala, pentas birahi yang bikin ngeri, kejahatan yang kian merajalela, tentu tak cukup sekadar direnungi, dirutuki, dan diratapi. Perlu nyali dan terapi agar bisa meraih ridha Allah Rabbul 'Izzati.

Deadline diri berarti segera membuktikan iman agar tetap bertahan dalam berbagai keadaan, merasa di awasi Allah, dan selalu tergugah dalam nuansa ibadah, segalanya pun jadi indah. Kala malas menerpa, ia segera bangkit sadar akan tanggung jawabnya. Kala kesempatan datang, tidak di buang. Saat waktu-waktu prima ada, ia segera beramal sebanyak-banyaknya.

Abu Bakar menjadi pelopor. Umar berusaha mengejar. Ustman melembutkan hati agar selalu ringan berbuat kebaikan. Ali cerdaskan intelektual agar ilmu menjadi petunjuk dalam berbagai situasi. Mu'adz bin Jabal menggali potensi diri untuk selalu bisa menjawab persoalan hidup.

Kekuatan iman untuk menghidupkan hati, akal, fikrah, dan amal. Menumbuhkan ruhul jihad, menajamkan rasa malu, dan akhirnya menciptakan ruh baru dalam hidupmu. Yusuf al-Qardhawi merumuskan makna iman sebagai cahaya dalam kegelapan, pendorong kebaikan, dan inspirasi dalam berbagai situasi. Iman dan keyakinan lah yang mengarahkan kita untuk meraih nikmat dan menghindari sengsara, merindu surga menjauhi neraka, segera bekerja tak kenal lelah, dan rajin ibadah selama napas masih ada.

Semoga Bermanfaat Semangat Jangan Lupa Share ya...!!!
Previous
Next Post »
0 Komentar